GENERATOR

Selasa, 27 Maret 2012

sahabat sejati

Keberadaan seorang sahabat sejati begitu penting dalam hidup ini. Begitu dalam makna dan arti dari sebuah persahabatan. Dan teramat sangat tidak mudah untuk menemukan seseorang yang layak dan pantas untuk dijadikan seorang sahabat dari sekian banyak teman yang kita punya.
Bagi saya pribadi, sahabat itu bagai embun pagi tatkala matahari akan menyinari bumi ini. Merasakan ketika kebahagiaan datang menghampirinya, saya juga akan loncat kegirangan. Ketika dia bersedih dan luka, saya mampu mengeluarkan air mata dan merasakan bahwa betapa saya tidak ingin ia tersakiti. Merasakan ‘kehangatan’ dan kenyamanan ketika bersama saling berbagi cerita. Merasakan bahwa di setiap langkah ia ada dalam ingatan dan selalu ingin menyenangkan hatinya di mana pun ia berada.
Sahabat sejati adalah sahabat yang tidak punya hati nurani untuk menusuk dari belakang atau menjadi duri dalam daging dan tidak memiliki rasa iri dan dengki. Saling memberi dan saling menerima tanpa ada embel-embel azas pemanfaatan.
Ketika seseorang yang sudah kita anggap sebagai sahabat, namun pada satu ketika ternyata dia diam-diam menginginkan dan melakukan sesuatu yang pada dasarnya tidak pernah terpikirkan oleh kita,  apa yang harus diperbuat dan apa yang bisa kita rasakan? Kekecewaan yang sangat dalam dan terlukalah sudah hati dan rasa… Ini sebuah pertanda bahwa ia sangat tidak pantas untuk dijadikan sahabat. Mungkin saja kedekatan yang selama ini tercipta memiliki dua arti yang berbeda. Keberadaanya yang kita anggap sebagai sahabat, namun alangkah malangnya ternyata ia tidak memiliki pengertian dan pemahaman makna keberadaan seorang sahabat. Ia hanya teman dekat atau justeru hanya teman biasa saja…
Sungguh tidak mudah menemukan seorang sahabat!
Teman sanggup merampas orang yang kaw cintai
Tapi sahabat akan menjadi mata-mata menjaga orang yang kaw cintai
Teman akan memberi mu senyuman
Tapi sahabat memberi mu kebahagiaan
Teman akan memberi mu setangkai mawar
Tapi sahabat memberi mu setangkai melati

KUMPULAN PUISI PUISI CINTA

                    Kalau
 
Kalau saja malam tidak membutakanku
Aku lihat kilau bintang membeku dimatamu
Kalau saja waktu tidak membisukanku
Aku bisa berkata pada indah hatimu
Kalau saja senja tidak merapuhkanku
Aku tenang dalam damai dekapanmu
Kalau saja hujan tidak menghapuskanku
Langkahku masih berlari bersama jejakmu
Kalau saja angin tidak melayangkanku
Aku berada nyata dalam tepi negerimu
Kalau saja dunia tidak memisahkanku
Aku selami kapal menuju kasihmu

                  KASIH SELAMANYA
kasih…
kau yang ajarkanku arti CINTA, di CINTAi, dan menCINTAi
kini kau telah bersamanya
kau tinggalkanku tanpa kata
kini hatiku hampa
hati yang dulu terisi oleh CINTAMU
kasih..
hanya doa yang dapat ku sampaikan
semoga kau bahagia selalu
seperti dulu kita bersama dalam canda dan tawa
ku kan tetap mencintaimu
meski ragamu tak bisa bersamaku lagi

       KEKUATAN CINTA
Cacat cela tak jadi kendala
Bila sudah terlanjur cinta
Buruk rupa menjadi suka
Bila juwita sudah terpikat
Pabila cinta sudah melekat
Apa saja indah dipandang
Senyum dan tangis adalah nada
Karena cinta merasuk jiwa
Tak peduli yang berharga
Bila sudah terlanjur sayang
Yang penting ceria
Meski cinta kadang berdosa

.

Senin, 26 Maret 2012

Tatacara Sholat Gerhana

TATA CARA SHALAT GERHANA
Tidak ada perbedaan di kalangan ulama, bahwa shalat gerhana dua raka’at. Hanya saja, para ulama berbeda pendapat dalam hal tata cara pelaksanaannya. Dalam masalah ini terdapat dua pendapat yang berbeda.
Pendapat pertama. Imam Mâlik, Syâfi’i, dan Ahmad, mereka berpendapat bahwa shalat gerhana ialah dua raka’at. Pada setiap raka’at ada dua kali berdiri, dua kali membaca, dua ruku’ dan dua sujud. Pendapat ini berdasarkan beberapa hadits, di antaranya hadits Ibnu ‘Abbas Radhiallahu'anhu, ia berkata, “Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam , maka beliau shalat dan orang-orang ikut shalat bersamanya. Beliau berdiri sangat lama (seperti) membaca surat al-Baqarah, kemudian ruku’ dan sangat lama ruku’nya, lalu berdiri, lama sekali berdirinya namun berdiri yang kedua lebih pendek dari berdiri yang pertama, kemudian ruku’, lama sekali ruku’nya namun ruku’ kedua lebih pendek dari ruku’ pertama.” (Muttafaqun ‘alaihi).
Hadits kedua, dari ‘Aisyah Radhiallahu'anha, ia berkata, “Bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah melaksanakan shalat ketika terjadi gerhana matahari. Rasulullah berdiri kemudian bertakbir kemudian membaca, panjang sekali bacaannya, kemudian ruku’ dan panjang sekali ruku’nya, kemudian mengangkat kepalanya (i’tidal) seraya mengucapkan: “Sami’allahu liman hamidah,” kemudian berdiri sebagaimana berdiri yang pertama, kemudian membaca, panjang sekali bacaannya namun bacaan yang kedua lebih pendek dari bacaan yang pertama, kemudian ruku’ dan panjang sekali ruku’nya, namun lebih pendek dari ruku’ yang pertama, kemudian sujud, panjang sekali sujudnya, kemudian dia berbuat pada raka’at yang kedua sebagimana yang dilakukan pada raka’at pertama, kemudian salam…” (Muttafaqun ‘alaihi).
Pendapat kedua. Abu Hanifah berpendapat bahwa shalat gerhana ialah dua raka’at, dan setiap raka’at satu kali berdiri, satu ruku dan dua sujud seperti halnya shalat sunnah lainnya. Dalil yang disebutkan Abu Hanifah dan yang senada dengannya, ialah hadits Abu Bakrah, ia berkata:
“Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam , maka Rasulullah keluar dari rumahnya seraya menyeret selendangnya sampai akhirnya tiba di masjid. Orang-orang pun ikut melakukan apa yang dilakukannya, kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam shalat bersama mereka dua raka’at.” (HR Bukhâri, an-Nasâ‘i)
Dari pendapat di atas, pendapat yang kuat ialah pendapat pertama (jumhur ulama’), berdasarkan beberapa hadits shahih yang menjelaskan hal itu. Karena pendapat Abu Hanifah Rahimahullah dan orang-orang yang sependapat dengannya, riwayat yang mereka sebutkan bersifat mutlak (umum), sedangkan riwayat yang dijadikan dalil oleh jumhur (mayoritas) ulama adalah muqayyad. [10]
Syaikh al-Albâni Rahimahullah berkata, [11] “Ringkas kata, dalam masalah cara shalat gerhana yang benar ialah dua raka’at, yang pada setiap raka’at terdapat dua ruku’, sebagaimana diriwayatkan oleh sekelompok sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam dengan riwayat yang shahih”. Wallahu a’lam.
Ringkasan tata cara shalat gerhana sebagai berikut.
  1. Bertakbir, membaca doa iftitah, ta’awudz, membaca surat al-Fâtihah, dan membaca surat panjang, seperti al-Baqarah.
  2. Ruku’ dengan ruku’ yang panjang.
  3. Bangkit dari ruku’ (i’tidal) seraya mengucapkan: sami’allhu liman hamidah.
  4. Tidak sujud (setelah bangkit dari ruku’), akan tetapi membaca surat al-Fatihah dan surat yang lebih ringan dari yang pertama.
  5. Kemudian ruku’ lagi dengan ruku’ yang panjang, hanya saja lebih ringan dari ruku’ yang pertama.
  6. Bangkit dari ruku’ (i’tidal) seraya mengucapkan: sami’allahu liman hamidah.
  7. Kemudian sujud, lalu duduk antara dua sujud, lalu sujud lagi.
  8. Kemudian berdiri ke raka’at kedua, dan selanjutnya melakukan seperti yang dilakukan pada raka’at pertama.
Demikian secara ringkas penjelasan tentang shalat gerhana, semoga bermanfaat.
Washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala ‘alihi washahbihi ajma’in.

Hikmah Menunaikan Ibadah Haji

Karena, orang yang melaksanakan ibadah haji, mereka mengetahui dan merasakan betapa beratnya perjuangan Nabi Ibrahim AS dan istrinya Siti Hajar, serta anaknya Nabi Ismail AS dalam membangun rumah Allah (Ka’bah) sebagai pusat peribadatan umat Islam.
Perjuangan mereka dalam mensyiarkan agama Allah inilah yang dituangkan melalui rangkaian pelaksanaan ibadah haji. Para jamaah haji juga dapat menyaksikan tempat-tempat bersejarah dari perjuangan yang dilakukan dan dirasakan oleh Rasulullah SAW di negeri yang tandus (Makkah dan Madinah) dengan berbagai rintangan. Semua ini tentu akan berpengaruh besar terhadap keimanan jamaah haji tersebut.
Ketiga, mempertebal rasa kesabaran dan memperdalam rasa kepatuhan terhadap ajaran-ajaran agama. Karena, selama menjalankan ibadah haji, jamaah haji merasakan betapa berat perjuangan yang harus dihadapi untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT.
Keempat, menimbulkan rasa syukur yang sedalam-dalamnya atas segala karunia Allah SWT kepada hambanya, sehingga mempertebal rasa pengabdian kepada Allah SWT.
Kelima, memupuk rasa persatuan di kalangan umat Islam. Adanya keseragaman rangkaian pelaksanaan ibadah haji memberikan pelajaran bahwa umat Islam harus mempunyai satu visi dan misi, yaitu menegakkan syariat Islam. Semua pelaksanaan rukun haji, dilakukan pada waktu yang sama dan tempat yang sama pula.
Dalam pelaksanaan ibadah haji, harus ditanggalkan pakaian kemegahan pejabat, pakaian kesukuan dan kebangsaan. Kemudian, dikenakan pakaian kesatuan yang tidak membedakan antara si kaya dan si miskin, tidak membedakan antara pejabat dan rakyat biasa, dan tidak pula membedakan suku dan bangsa. Pakaian tersebut berwarna putih, sebagai lambang bahwa kesatuan harus diikat oleh kesucian jiwa dalam bentuk ukhwah islamiyah.
Berkenaan dengan persatuan ini Allah SWT berfirman, “Wahai seluruh manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenali.” (QS. Al-Hujurat: 13). Melalui sarana ibadah haji dan umrah, terbuka kesempatan seluas-luasnya untuk saling mengenal dan bertukar pikiran.
Keenam, bermanfaat dari segi ekonomi. Ibadah haji juga sangat memberikan manfaat yang banyak bagi para pedagang, karena jumlah jamaah haji dan umrah yang banyak tersebut tentunya membutuhkan keperluan yang sangat banyak pula. Di sisi lain, ibadah haji juga banyak memberikan manfaat secara ekonomi bagi umat Islam yang tidak mempunyai kemampuan untuk menunaikan ibadah haji, khususnya bagi negara-negara yang terdapat di dalamnya umat Islam yang miskin.
Sebab, pemerintah Arab Saudi mempunyai kebijakan—untuk menghindari kemubaziran—bahwa daging-daging hewan yang telah disembelih sebagai dam dari jamaah haji, dikirimkan ke berbagai negara yang di dalamnya terdapat umat Islam yang miskin. Inilah salah satu yang dimaksudkan oleh Firman Allah SWT, “Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka…” (QS. Al-Hajj: 28).

Pendidikan Karakter


Pembangunan karakter merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945, dilatarbelakangi realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila; keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa (Buku Induk Kebijakan Nasional Karakter Bangsa 2010-2025).

Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana yang diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional.  Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015, di mana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsapah Pancasila.

Pembentukan karakter yang sesuai dengan budaya bangsa ini tidak semata-mata hanya dilakukan di lingkungan lembaga-lembaga pendidikan (sekolah) melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar dan di luar lingkungan sekolah. Akan tetapi juga dilakukan melalui kegiatan pembiasaan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung jawab, dan sebagainya.

Melalui pembiasaan, bukan hanya mengajarkan (aspek kognitif) mana yang benar dan salah, tetapi juga mampu merasakan (aspek afektif) nilai yang baik dan tidak baik serta bersedia melakukannya (aspek psikomotorik) dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat.

Nilai-nilai tersebut perlu ditumbuhkembangkan peserta didik yang pada akhirnya akan menjadi pencerminan hidup bangsa Indonesia, oleh karena itu sekolah memiliki peranan yang besar sebagai pusat pembudayaan melalui pengembangan budaya sekolah (school culture)

Tujuan, Fungsi dan Media

Pada intinya perdidikan karakter bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlakmulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang se muanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

Sedangkan fungsi pendidikan karakter adalah (1) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik; (2) memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur; (3) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.

Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha dan media masa.
Nilai-nilai Pembentuk Karakter

Satuan pendidikan selama ini telah mengembangkan dan melaksnakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional yang merupakan nilai prakondisi ( the exsisting values) antara lain takwa, bersih, rapih, nyaman, dan santun.

Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter, berdasarkan hasil kajian empirik Pusat Kurikulum telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu : (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja Keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat / Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab. ( Pusat Kurikulum, Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. 2009:9-10).

Proses Pendidikan Karakter

 Pendidikan karakter didasaarkan pada totalitas psikologi yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, psikomotor) dan fungsi totalitas sosiokultural dalam konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat.

Totalitas psikologis dan sosiokultural dikelompokkan sebagaimana yang digambarkan berikut :

Berdasarkan gambar tersebut, pengkatagorian nilai didasarkan pada pertimbangan bahwa pada hakekatnya perilaku seseorang yang berkarakter merupakan perwujudan fungsi totalitas psikologi yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dan fungsi totalitas proses psikologis dan sosial-kultural dalam konteks interaksi (dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat) serta berlangsung sepanjang hayat.
Konfigurasi karakter dapat dikelompokkan dalam : (1) olah hati ( spiritual & emotional development); (2) olah pikir (intellectual development); (3) olah raga dan kinestetik (physical % kinesthetic development); (4) olah rasa dan karsa ( affective & creativity development).

BEASISWA

Dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di segala bidang baik untuk para aktivis, khususnya mutu pendidikan dan pengembangan potensi sumber daya daerah yang dinilai masih sangat rendah, maka Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) mencanangkan program beasiswa unggulan tingkat nasional dan internasional.
Program beasiswa unggulan memiliki visi melahirkan insan terbaik bangsa yang memiliki pemahaman kebangsaan secara komprehensif, integritas dan kredibilitas tinggi, berkepribadian, unggul, moderat, serta peduli terhadap kehidupan bangsa dan negara. Tujuan utama dari beasiswa ini adalah meningkatkan kemampuan sumber daya manusia Indonesia yang mendukung pembangunan.
Seluruh unit pendidikan dari tingkat pusat sampai pada tingkat perguruan tinggi, politeknik, pusat penelitian, dan Pemda setempat diharapkan agar memahami dan mendukung penuh pelaksanaan program beasiswa unggulan.
Kehadiran Web program Beasiswa Unggulan dapat memudahkan penyebaran informasi program beasiswa unggulan yang ditawarkan oleh Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Sekretariat Jenderal KEMDIKNAS. Semoga semua pihak dapat terbantu dengan kehadiran website ini terutama bagi yang ingin mendapatkan Beasiswa Unggulan guna membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

Selasa, 13 Maret 2012

manfaat pola hidup sehat

Mengurangi resiko jantung, stroke dan penyakit diabetes
Meningkatkan stabilitas sendi
Meningkatkan dan meningkatkan jangkauan pergerakan
Bantuan mempertahankan fleksibilitas
Menjaga massa tulang
Mencegah osteoporosis dan patah tulang
Meningkatkan mood dan mengurangi gejala kecemasan dan 
 depresi
Meningkatkan harga diri 
Meningkatkan memori pada orang lanjut usia 
Mengurangi stres

cuplikan

Rasa sedih telah lama menjadi ruang tunggu, untuk diselamatkan tanpa mengupayakan kepantasan untuk diselamatkan.
Kebahagiaan tidak datang dari luar, tapi tumbuh di dalam hati Anda, yang membibit dari kesyukuran dan berkembang karena ketegasan untuk memilih kebaikan sebagai jalan hidup.
Lakukanlah sesuatu dari hati Anda yang bersyukur lalu perhatikan apa yang terjadi.

ASAL USULE LEMAH GEMPAL



        Wiwit jaman biyen , Semarang wis kebanjiran . Babagan iku wis ora aneh maneh awit tlatah Semarang mapan sacedhake segara , apa meneh ana satengahe kutha diliwati kali gedhe . Kaanan kaya mangkono iku gawe mirise warga Semarang sing mapan sapinggire kali yen mangsa rendheng . Wis mesthi angger udan banjir uga neka . Ora sithik bandha donya lan raja kaya sing kentir katut banjur , ora mung kuwi kadhang kala ana korban jiwa .
            Pamarentah Walanda sing nguwasani Semarang wektu iku uga ora tentrem ndeleng banjir saben rendheng iku . Isi gedhung lan layang – layang sing penting katut banjir lan ilang . Pamarentah Walanda golek cara kanggo nyegah banjir . Miturut para winasis kanggo nyegah banjir , kudu nggawe kanal . Kanal iku kali sing gedhe kanggo nampa lan ngilekake banyu saka kali – kali tumuju segara . Banjur kabangun kanal loro cacahe ana sisih wetan lan sisih kulon , banjur dijenengake Banjir Kanal Timur lan Banjar Kanal Barat .
            Critane nalika mbangun kanal sing kulon (Banjir Kanal Barat) ana kedadean sing nganeh – anehi . Lemah dhudhukan sing ditumpuk sakiwa tengene kali bola bali longsor . Para kuli lan winasis padha bingung angger lemah wis numpuk banjur gempal , longsor maneh . Ana kuli sing duwe panemu manawa kadadean iki ora sabaene , lan ora tinemu nalar , “Kepriye yen awake dhewe golek wong pinter sing ‘ngerti’ kaanan iki?” pitakone marang kancane . “Yen mangkono aku uga mathuk , aku krungu ana kyai sing sekti lan waskitha” wangsulane sing liyane . “Tinimbang ora rampung , ayo nyuwun pitulungan supaya enggal bisa rampung” ana uga sing sumambung nambahi .
            Sawetara iku , para winasis utawa insinyur padha rembugan kanthi teori carane nyegah gempale lemah mau . Angger ana panemu anyar mesthi wurung ora ana asile , nganti pirang – pirang dina pagawean iku ora bisa rampung .Wusanane para insinyur pada pasrah , sarehne dadi mandheg . Para kuli ngaturake uneg – unege supaya njaluk tulung marang kyai . Wiwitane para insinyur ora manthuk , nanging marga buntu usulane kuli tinampa . Banjur salah sijine kuli dipercaya sowan kyai . “Ki sanak aja gumun , aku wis ngerti karepmu sowan iki” , ngendikane kyai . “Lho , dados kyai sampun pirsa?” pitakone kuli . “Ya babagan tanggul sing tansah gempal to?” ngendikane kyai nerangake . “Inggih leres kula nyuwun pitulungan kados pundi priyoganipun” ature kuli .
            “ Ngene , sampeyan mundhut watu sing ana tengen lan kiwane omah iki , pendhemen watu mau ana tanggul sing lagi digarap , muga – muga gusti allah paring gangsar lan lancar panggawene tanggul . Welingku aja pisan – pisan noleh yen durung tekan papan mau .”
            Dhawuhe kyai mau diestokake temenan dening kuli , lan pranyata sawise kabeh dhawuhe kyai ditindakake tanggule ora gempal maneh . Wiwit kedadean iku papan sacedhake kanal mau dijenengake Lemah Gempal .

Kamis, 01 Maret 2012

Fell in the Bathroom

Last week, my friend and I made an appointment to went to Jimbaran. We rarely went there together because we always bussied. Now it's time to us to went to Jimbaran. We agreed to went to Jimbaran at 6:30 a.m. My friend were arrived at Pos Office for waiting me, but I not yet came to there. The time showed at 7:30 a.m and I not yet came to there. Immediately, my friends came to my house to picked me up. At that time, I was sleeping in my bedroom. Then, my friends woke me up. I rushed to bathroom that rhere is much foam because my mother was washing clothes. I slipped and my head bumped a wall and my friends laughted at me.